Murai batu bakalan yang
berasal dari tangkapan hutan, memang harganya relatif murah dibanding murai
batu muda (anakan) hasil dari peternakkan. Sebab murai batu bakalan ini belum
makan voer dan biasanya masih giras (tidak jinak)
Murai
Batu (Foto: ist)
Namun berhati-hatilah Anda jika ingin membeli murai batu bakalan
ini. Karena meskipun harganya murah, tapi bisa jadi bukannya untung malah
buntung, karena murai batu yang dibeli tidak berkualitas bagus, atau
bahkan tidak mau bunyi atau bersuara.
Begitupun berhati-hatilah Anda dalam merawat murai batu bakalan
ini. Banyak orang menyarankan untuk sering dimandikan (dengan cara disemprot/sprey),
namun jika berlebihan, burung bisa jadi stress, akibatnya tidak mau makan, dan
bisa berujung kematian.
Lalu bagaimana cara memilih bakalan murai batu yang baik? Anda
bisa perhatikan cirri-cirinya dengan cara berikut ini .
1. Mata
Hindari burung yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya
katarak. Katarak adalah penyakit mata berupa selaput berwarna putih pada bola
mata. Jika murai batu sudah katarak, resikonya terhdap kebutaan cukup tinggi.
Selain itu penyakit ini juga menurun pada keturunannya.
2. Kaki.
Usahakan cari kaki murai batu yang berwarna hitam. Warna hitam
pada kaki burung murai batu diyakini terkait dengan mental burung ketika
bertanding. Selain itu harga muraibatu yang memiliki kaki berwarna hitam cukup
disukai oleh penggemar kicaumania.
Perhatikan pula kuku kaki bagian belakang (kelingking), jika
warna kedua kuku ini tidak sama, berdasar kepercayaan terkait dengan mental
yang kurang stabil terutama saat bertanding.
3. Ekor.
Murai batu merupakan burung berekor panjang. Ciri ekor burung
yang bagus jika ekornya rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang rapat dan
cukup ketebalannya lebih enak dan cantik ketika dipandang. Prilaku burung murai
cenderung menggerakkan ekornya pada saat berbunyi.
Hindari murai batu dengan ekor bercabang atau seperti gunting.
Murai seperti ini menunjukkan kesehatan burung kurang bagus, karena pertumbuhan
bulu ekor tidak sempuran. Hindari juga murai batu yang tidak memiliki ekor.
Karena jika membeli murai batu yang tidak berekor, maka kita tidak akan tahu apakah
murai batu tersebut memiliki bentuk ekor yang bagus atau tidak.
3. Bulu Dada.
Bulu dada pada murai batu biasanya berwarna coklat. Tetapi jika
didapati warna bulu dada yang cenderung kekuningan, maka warna tersebut adalah
warna spesial, karena cukup jarang murai batu yang memiliki bulu dada berwarna
kekuningan dan biasanya murai batu istimewa ini lebih cepat jadi dan berbunyi.
4. Usia
Menaksir umur burung dari pengamatan pada kaki merupakan
kesalahan. Lebih tepatnya dengan cara membuka paruh burung murai batu dan
perhatikan rongga mulutnya. Jika rongga mulut masih berwarna putih atau sedikit
cerah maka burung tersebut masih muda. Namun jika sudah berwarna hitam,
artinya umurnya sudah tua.
Semakin pekat warna hitam pada rongga mulut semakin tua usianya.
Bakalan yang masih muda juga memiliki tanda berupa bulu yang masih berbintik
coklat dibagian sayap luar maupun dalam.
5. Tingkah.
Jika murai batu hasil tangkapan alam menjerit kencang dan
berusaha mematuk-matuk tangan kita pada saat kita pegang. Artinya burung ini
memiliki mental berani. Ciri seperti ini biasanya akan menghasilkan burung yang
memiliki mental fighter cukup tangguh dan bagus untuk burung lomba.
Berikut cirri-ciri fisik murai batu yang
bagus:
- Bentuk
kepala ceper
- Tubuh
panjang setara
- Ekor
tidak terlalu panjang
- Paruhnya
sedang.
- Kretekan
keras dan padat
- Pilih
patuk yang agak lurus
- Leher
besar dan panjang
- Garis
hitam di dada agak ke atas ,cari yang rata dengan sayap
- Ekor
melengkung mulai pangkal
0 komentar:
Posting Komentar